DARING ADALAH PERLAWANAN ( LAWAN CORONA DENGAN PRESTASI DAN KARYA )

Daring lagi daring lagi, kata yang membosankan untuk di ucapkan, berbeda dengan bahasa serapan darling. Kata ini sudah sangat melekat ditelinga siswa apalagi ibu-ibu, ucapan yang kekinian seakan akan menjadi momok yang menyeramkan. Bagaimana tidak setiap guru memberi pesan dengan daring, setiap anak minta uang dengan alasan daring.
                                                             Foto: jawapos.com
Pengertian daring dalam bahasa Indonesia adalah dalam jaringan yang artinya segala sesuatu dilakukan menggunakan jaringan, bisa menggunakan radio, TV, ataupun Internet. Pandemi covid 19 telah menjadi tonggak sejarah besar pemanfaatan tekhnologi era 4.0. Yang alergi dengan tekhnologi pun mau tidak mau harus menggunakan media daring.

Ibu-ibu yang biasa kepasar beli lombok dengan bebas karena covid harus dengan daring belanjanya, siswa yang seharusnya setiap hari sekolah mendadak harus daring. Konsep daring dalam pandemi adalah bagaimana memperkecil kuantitas kita bertemu khalayak ramai secara langsung.

Bapak ibu orang tua siswa ataupun yang punya anak kecil, metode daring ini tujuan akhirnya adalah melindungi anak bapak ibu dari pernyakit. Anak anak adalah generasi bangsa yang harus dijaga, 20 tahun kedepan nasib bangsa ada di tangan mereka. Mereka adalah bak berlian yang ada di dalam bebatuan yang sangat besar, harus dikikis dengan segala alat agar muncul goresan yang bercahaya.
                                                              Foto:potret24.com
Daring adalah salah satu metode pembelajaran yang tren dari awal 2010,banyak media online yang membuat kanal pembelajaran  mulai dari Whatsapp, telegram, Fesbook, Google Clasroom, Edmodo, Modlle, Dll. Permulaan muncul media ini sangat di gemari , namun hanya kalangan tertentu yang butuh akan tekhnologi dan menggunakan tekhnologi. Alat yang seharusnya memudahkan pengguna dalam melakukan aktifitas, namun jika terlalu banyak akan membosankan juga. Sesuatu yang terlalu banyak akan mubazir.

Banyak sekolah yang belum mengakomodir tekhnologi secara keseluruhan mendadak harus daring. Siswa yang sebelumya dilarang menggunakan HP, karena covid malah wajib menggunakan HP. Guru guru yang sudah lama membuka laptopnya, sekarang dipaksa harus mahir bertekhnologi. Wajar jika ada waktu untuk penyesuaian , karena zaman kita dulu berbeda dengan zaman mereka sekarang.

Jika kita berbicara tentang tekhnologi maka zaman kita terlalu jauh dengan zaman sekarang. Telpon masih menggunakan kabel sekarang sudah tanpa kabel. Taksi yang dulu harus telpon sekarang tinggal pencet aplikasi taksi datang sendiri. Terus bagaimana kondisi bangsa ini, apakan pendidikan daring ini evektif seperti taksi online yang berhasil dan menjadi icont dunia.
                                                                       doc. pribadi
Pendidikan pada hakikatnya adalah mendidik sesorang menjadi terdidik secara sikap,mental,spiritual baik koognitif, afektif ataupun psikomotoriknya. Dalam pembelajaran daring perlu adanya kerja sama yang kongret antara stakeholder, masyarakat,orang tua, dan sekolah. Jika terjadi keselarasan antara pokok diatas maka akan terjadi harmonisasi daring dari berbagai bidang.

Stakeholder memberikan kebijakan anggaran ataupun kebutuhan daring untuk siswa, masyarakat menyediakan internet gratis di kampungya, orang tua mengontrol dan mengecek keaktifan anak, sekolah memberikan bahan ajar dan guru secara terpadu memberikan materi secara daring, sekolah mengalokasikan anggaran untuk kinerja guru yang belum bisa menggunakan IT. Jika semua itu terjadi secara harmonisasi insyallah daring bukan lagi jadi pusing tapi jadi happy ending.  

Pemaparan diatas adalah keluhan yang harus saya tuangkan ketika Proklmasi 17 Agustus 2020. Cinta kita terhadab negara akan menjadi senagat kita untuk belajar walaupun harus daring ataupun mengunakan masker. Negara sedang berduka, hiburlah dengan belajar dengan sungguh sungguh dan tetap menjaga protokol kesehatan. Daring adalah perlawanan terhadap corona bukan menjadi alat pebatas kita. Bela negara melawan corona, pakai masker dan jaga jarak. Jayalah Indonesiaku , kami akan tetap belajar,lawan corona dengan prestasi dan karya.


DIMAS SETYO KUKUH PERMONO
GURU SMP N 2 KRUI 

1 komentar:

Wijaya kusumah said...

peserta lomba blog nomor 60