Adat Belah Babi Ngada

 Adat Belah Babi Ngada

Daerah yang masuk dalam World Heritage tentative List UNESCO dalam ketegori Kebudayaan pantas disandang oleh Ngada. Keindahan dan keasrian Ngada sudah diakui oleh dunia Internasional. Kabupaten ini menarik banyak menjadi perhatian wisatawan asing maupun lokal karena selain indah namun juga membpunyai keunggulan kebudayaan yaitu peninggalan megalitikum. Adanya peninggalan megalitikum akan membawa kita seakan akan hidup pada masa abad 12. Peninggalan megaitikum tidak hanya terdapat pada sejarah, namun masyarakat masih mempertahankan sampai sekarang.
Peninggalan yang masih mudah dijumpai  seperti batuan megalitikum merupakan sajian yang sangat istimewa di Ngada. Yang lebih spesial dari ngada adalah peninggalan bahasa, kepercayaan, adat ,serta budaya dari penduduk lokal.  Adanya tiga suku besar yaitu Nagekeo, Bajawa, Riung akan menambah lengkap perjalanan ke ngada karena setiap suku mempunyai bahasa, baju adat, tarian dan rumah adat sendiri sendiri. Kondisi geografis yang terdiri dari pegunungan dan lautan menambah banyaknya pilihan wisata di Ngada.
Salah satu wisata budaya yang menjadi favorit wisatawan adalah upacara adat reba. Upacara penghormatan kepada Uwi yang merupakan makanan sehari-hari pada masalalu masyarakat ngada ini selalu menarik banyak wisatawan. Semua orang akan menari dan bergoyang dengan diiringi oleh musik asli ngada dengan diringi gong gendang dan  menyanyikan sui uwi . Selain reba banyak upacara adat yang sering dijumpai di ngada, salah satunya adalah adat belah babi. Babi merupakan sarana yang biasa digunakan untuk upacara adat di bajawa. Babi bisanya digunakan dalam adat adat kematian, syukuran, sampai kepada pesta pernikahan. 
Berikut ini adalah merupakan upacara masuk rumah yang dilakukan oleh kepala suku bajawa utara tepatnya Perwea, Genamere. Upacara ini dilakukan pada saat memasuki kantor kepala desa genamere yang di hadiri oleh kepala desa serta jajaran camat Bajawa Utara. 

0 komentar: