Hatta sang Proklamator



HATTA SANG PROKLAMATOR

Bukit Tingi terletak di dataran tinggi Agam, Provinsi Sumatra Barat. Kota indah yang terletak di dataran tinggi ini pernah pula disebut “Ibukota kedua Republik Indonesia”. Di kota inilah salah satu bapak proklamator RI dilahirkan . Mohammad Hatta dilahirkan pada 12 Agustus 1902 melalui ayah yang bernama Haji Mohammad Jamil dan ibu yang bernama Siti Saleha. Nama Hatta sebenarnya adalah Mohammad ‘Athar-athar’. Athar dalam bahasa arab berarti harum, Namun seiring dengan berubahnya waktu nama tersebut akhirnya dipanggil Hatta.

Kehidupan pada masa kecil Hatta seperti dengan anak-anak pada umumnya. Namun pada umur tujuh bulan Hatta sudah menjadi yatim. Sang ayah meninggal pada usia 30 tahun. Namun kehidupan Hatta tidak mengalami perubahan, sang Ibu menikah lagi dengan seorang saudagar dari Palembang yaitu Mas Agus Haji Ning. Hatta dibesarkan dari lingkungan yang terpandang yaitu lingkungan pedagang, dimana kakek dari ibu adalah seorang pedagang yang berhasil, baik di bangsa Indonesia maupun Belanda.

Masa sekolah dasar Hatta dihabiskan di Sekolah Rakyat, Namun Hatta belajar di Sekolah Rakyat hanya sampai pada tahun ke tiga. Setelah Tahun ketiga Hatta pindah di sekoalah belanda yaitu Europes Leage School (ELS) atas rekomendasi dari guru bahasa Belandanya dan tamat pada tahun 1916. Setelah lulus dari ELS Hatta melanjutkan sekolah di Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO). Setelah di lulus dari MULO beliau melanjutkan di Prins Hendrik School di Jakarta dan melanjutkan kembali ke Handels Hoogere School di Rotteredam Belanda. Hatta mengambil kuliah Ekomomi Perdagangan serta ekonomi Kenegaraan dan disanalah mulai perjalanan politik Hatta.

Sejak tiba di negeri Belanda, Hatta memasuki organisasi mahasiswa Indonesia disana, Organisasi tersebut bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Hatta menyelesaikan kuliahnya dalam tahun 1932 dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dan kembali ke tanah air. Pengalaman organisasi di Belanda di salurkan terhadap perjuangan politik Indonesia. Nama Hatta sudah banyak dikenal oleh mahsiswa Indonesia di Negeri Belanda, Dia menjadi bendahara Indische Vereniging. Mahasiswa-mahasiswa di negeri belanda tahu bahwa Hatta mempunyai pengalaman memimpin majalah, karena itu Hatta diserahin memimpin majalah Hindia Belanda yang nantinya berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Hatta semakin dikenal di Indonesia setelah dia menjadi ketua Perhimpunan Indonesia pada tahun 1927. Pada saat pertama terpilih menjadi ketua PI, Hatta berpidato dengan ber api-api. Beliau menguraikan perbedaan antara Bangsa Indonesia dan Bangsa Belanda. Perbedaan kondisi di belanda dan Indonesia menjadi acuan dalam perjuangan Indonesia. Dalam pidato tersebut juga Hatta memprediksi akan terjadinya perang di daerah Pasifik dan memrediksi Indonesia akan mencapai kemerdekaanya pada waktu itu. Perjuangan Hatta juga dilakukan melalui karangan-karangan yang di terbitkan melalui majalah Indonesia Merdeka.

Pada tahun 1927 Hatta menghadiri Kongres Anti Imperialisme yang diadakan di Bruseel. Dalam konfrensi tersebut Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin Negara, salah satunya adalah Pandit Jawaharlal Nehru. Beliau adalah pemimpin bangsa India yang waktu itu masih dijajah oleh Inggris. Pertemuan ini akan menjadi salah satu jalan dalam perjuangan Indonesia di masa mendatang . Pergerakan Hatta di dunia politik sangat membahayakan bagi pemerintah Belanda, Karangan-karanganya sangat tajam dan membuat pergolakan di masyarakat.

Pemerintah Belanda geram dan menganggap pergerakan Hatta menbahayakan. Belanda pun mencari alasan untuk mengkap Beliau. Hatta mendapat fitnah sebagai antek komunis dan ditanggkap oleh belanda dan dijebloskan ke dalam penjara. Namun karena kepandaian dalam membuat pembelaan, akhirnya Hatta di bebaskan karena tidak bisa membuktikan kesalahanya. Pada masa itu di  Indonesia sudah berdiri partai yang bernama PNI pimpinan Soekarno. PNI berarti Pendidik Nasional Indonesia yang mempunyai visi dan misi kemerdekaan yang sama dengan PI pimpinan Hatta. Namun PNI tidak bertahan lama setelah pemimpin mereka Soekarno di tangkap dan di asingkan . PNI berganti nama menjadi PNI Baru yang akhirnya dipimpin oleh Hatta. Pada 1931 Soekarno terbebas dari tahanan dan akhirnya memimpin sebuah partai yaitu PARTINDO.  Kedua partai yang mempunyai Visi dan Misi kemerdekaan tersebut kerap kali terjadi perbedaan pendapat dan saling serang .

Soekarno ditangkap kembali pada tanggal 31 Juli 1933 karena dianggap memberontak dan diasingkan di Kota Ende, Flores. Hatta dalam hati pun was-was dan meramalkan pada suatu saat dia pun akam di tangkap oleh pemerintah. Pada tanggal 25 Januari 1934 Hatta pun di tangkap dan diasingkan di Bovendigul,Irian Jaya. Pada 9 Maret 1942 Jepang menyerah kepada Belanda di Indonesia. Hatta pun bebas dari tahanan belanda dan merdeka keluar dari penjara. Jepang dianggap sebagai penyelamat bangsa Indonesia, rakyat bersorak ria. Bendera Indonesia boleh berkibar dengan alunan lagu Indonesia Raya. Namun Hatta sudah memprediksi bahwa niat jepang adalah sebagai penjajah sama halnya dengan Belanda.

Pada pertempuran perang pasifik, banyak pihak yang memprediksi bahwa jepang akan menang dan menguasai dunia. Pendapat orang-orang pun disanggah oleh Hatta dengan mengatakan bahwa Amerikalah yang akan menang dalam perang Pasifik. Sejak pertengahan tahun 1942 kemajuan Jepang sudah terhenti , dan daerah jajahanya hilang satu demi satu. Banyak kekalahan Jepang yang memaksa Jepang harus berfikir untuk mengalahkan Amerika.

Untuk mendapatkan dukungan dan tambahan kekuatan jepang bermain politik dengan cara akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Tanggal 7 September 1944 Perdana menteri Koiso mengatakan bahwa rakyat Indonesia akan diberi kemerdekaan, namun rakyat Indonesia harus membantu jepang dalam perang . Dalam bulan Mei 1945 dibentuklah Panitia Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan dan Dr. Rajiman Wediodiningrat diangkat menjadi ketuanya. BPUPKI menjadi cikal bakal Indonesia yang akhirnya berganti menjadi PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Hatta menjadi wakilnya.

Prediksi Hatta atas kekalahan jepang ternyata meleset karena jepang lebih cepat menyerah dari Amerika. Dalam suasana kekalahan jepang Sahrir mengusulkan bahwa kemerdekaan harus segera dilakukan. Pertentangan terjadi Sahrir menginginkan proklamasi tidak dilakukan oleh PPKI karena bentukan Jepang. Namun Hatta berpendapat harus meminta persetujuna PPKI dalam proses kemerdekaan, karena cita-cita bangsa sudah di tekankan pada masa PPKI. Setelah berdiskusi dan rapat dengan PPKI , pada 17 Agustus 1945 di umumkan lah kemerdekaan Indonesia yang mengatas namakan Bangsa Indonesia Soekarno – Hatta.

Nama Hatta selalu di sanjung karena dia dianggap sebagai Proklamator Indonesia bersama Soekarno. Proklamasi hanya sebagai puncak kemenangan dalam lobi dan perjungan NKRI merdeka. Perjuangan Hatta harus diapresiasi sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Hatta adalah Pemimpin yang hebat di masanya. Idealisasi dan pemikiranya membuat bangsa Indonesia bersatu dalam satu kesatuan. Hatta adalah pemimpin yang berani mengambil resiko demi kebenaran, pemimpin yang berani menentang ketidak adilan. Hatta adalah Hatta bukan Soekarno ataupun Syahrir. Semangat Hatta selalu berkobar sepanjang masa, perjuangan dan pemikiranya menjadikan Indonesia Jaya.

0 komentar: