PROXY WAR LEWAT MEDIA MASA


Proxy war adalah perang dimana sang aktor utama hanya melihat dan memanfaatkan pihak ketiga untuk saling melawan. Perang yang dilakukan dengan cara meminjam boneka atau nama oraganisasi yang menyebabkan akibat yang sangat signifikan. Proxy war biasa terlihat dengan adanya gerakan sparatis, gerakan fanatik,  demontrasi masa, bentrok antar suku ataupun ideologi. Pemeran Proxy war dapat juga menjelma menjadi siapa saja, baik individu ataupun kelompok. Lembaga swadaya masyarakat sering , media masa ,ormas, ataupun kelompok tertentu sangalah rawan dijadikan tempat berlindung bagi pelaku proxy war.
Kebutuhan informasi pada jaman modern seperti sekarang sangatlah tinggi. Koran yang tadinya menjadi media yang sangatlah dibutuhkan, lambat laun berganti dengan adanya media online seperti webside, blog, ataupun media social seperti facebook dan twetter. Media menjadi bagian dari pola hidub masyarakat jaman sekarang. Media mempunyai peran yang sangat dominan pada masa globalisasi saat ini. Adanya kebebasan Pers menyebabkan rasa aman dan independensi pelaku pers sangatlah longgar. Kebebasan yang tidak terarah menjadi celah bagi pelaku Proxy War. Banyak media jaman sekarang yang menggunakan bahasa yang menyiir membalikan fakta yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Pelaku proxy war menggunakan media untuk menhasut dengan membuat opini publik. Pendapat yang dibesarkan oleh media akan mengubah pola pikir manusia karena dipengaruhi oleh berita-berita yang profokasi.
Indonesia adalah Negara yang luas dengan segala keragamanya dan ciri khasnya. Negara yang beragam sangatlah dipecah ataupun diadu oleh para peaku proxy war. Dengan menyebarkan berita kotroversi dari   media online saja akan menyebabkan perdebatan yang panjang apalagi yang berkaitan dengan pendapat seseorang atau golongan tanpa melihat fakta dan sejarah yang ada. Adanya prokontra dan perdebatan menunjukan berhasilnya proxy war. Perdebatan yang sepele akan menjadikan perdebatan panjang akan menyebabkan kefanatikan dan permusuhan. Media merupakan alat paling mudah dalam menebar kebencian dan fitnah. Ketika media di suatu Negara sudah tidak independen dan bersih dari kebijakan dan pencitraan, maka tidak lama lagi Negara tersebut akan hancur. Media yang seharusnya menjadi alat control social malah menjadi alat penghancur soasial.
Sebagai warga Negara yang baik kita harus bisa membedakan mana yang menjadi benar fakta dan mana yang merupakan profokatif media. Jangan sampai kita adalah bagian dari proxy war para  pihak yang diuntungkan. Menjadi cerdas adalah kunci dari keutuhan Negara, manusia yang cerdas tidak mudah terprofokasi ataupun tercerai berai.

3 komentar:

Anggi Perdana said...

Mantap pak dim.. Kykny sklahnny pny wifi ni

Unknown said...

Wooow

indonesiaku said...

iya pak, web anda istimewa, saya banyak ambil referensi dari sana